Sebelumnya saya ingin
sedikit bercerita tentang kehamilan-kehamilan saya yang sebelumnya. Alhamdulillah
perjalanan kehamilan saya selalu mudah dan tanpa drama. Sedikit mual-mual di
awal trisemester tetapi tidak terlalu berat. Saya masih bisa berkegiatan dengan
sangat aktif dan berjalan-jalan jauh kesana kemari. Pada saat kehamilan pertama
saat saya masih kerja full-time, sampai usia kehamilan 9 bulan saya masih naik ojek,
naik turun tangga dikantor, dan sesekali naik busway. Saat kehamilan kedua saya
sudah resign dan mulai mengurus anak dan rumah tanpa nanny dan ART, begitu pula
saat kehamilan ketiga (walaupun akhirnya sekarang sudah ada bantuan nyuci dan nyetrika..fyuh). Proses kelahiran 3 anak pertama pun terbilang mudah. Jarak
dari kontraksi ke kelahiran biasanya hanya sekitar 2-3 jam dan tidak terlalu
sakit. Saya pun selalu terburu-buru ke RS dan sampai RS sudah bukaan lengkap
jadi malah bikin panik dokter dan suster karena prosesnya terlalu cepat. Alhamdulillah.
Perjalanan
Mencari Obgyn, dan Bidan/Doula
Berdasarkan pengalaman yang
sangat menyenangkan di 2 kehamilan yang pertama, saat hamil anak ketiga saya
mulai berfikir untuk melakukan proses lahiran yang lebih natural lagi. Saat itu
saya mulai mencari tahu tentang home birth, gentle birth, dan water birth. Yang saya cari pertama
kali adalah dokter yang mendukung home
birth. Ternyata tidak mudah ya. Beberapa dokter memang mendukung kelahiran normal
tetapi begitu dengar saya mau melahirkan dirumah, selalu ada semacam warning dari mereka kalau mereka tidak
bertanggung jawab. Ya memang benar sih, kalau lahiran dirumah saya lah yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala resiko, but a supportive encouragement would be nice. Akhirnya saya bertemu dokter Achmad Mediana. Sebelumnya sudah banyak mendengar
review bagus tentang beliau, tetapi karena beliau selalu antri dan cukup sering
keluar kota, jadi saya belum pernah dapat kesempatan untuk berkonsultasi. Saat cek
pertama, saya langsung menyampaikan niatan saya untuk home birth. Dan saya masih ingat jelas yang beliau katakan “Melahirkan
itu waktunya ditentukan oleh Allah bu, jadi bisa dimana saja dengan cara apa
saja. Yang terpenting kehamilannya sehat, dan ibunya aman dan nyaman”. Wah saya
rasanya bahagia sekali. Bahkan saat itu dia pun langsung merekomendasikan emergency contact (special Ambulance) yang
bisa dipanggil kerumah incase dibutuhkan saat saya melahirkan.
Yang saya lakukan
selanjutnya adalah mencari bidan sekaligus doula
yang bisa membantu proses kelahiran saya. Sebelumnya saya mau sedikit menjelaskan,
apa sih doula? Basically, doula adalah
pendamping persalinan yang akan menjadi teman ibu hamil dari saat prenatal,
saat persalinan, sampai post natal, untuk memberikan dukungan dari sisi informasi,
emosional dan juga fisik. Ia yang nantinya akan membantu untuk menenangkan para
calon ibu dengan memberian afirmasi positif sampai pemijatan di titik-titik
tertentu untuk melancarkan proses persalinan. Tidak semua bidan adalah doula,
dan begitu pula sebaliknya. Ternyata tidak mudah mencari bidan sekaligus doula
di Jakarta. Beberapa nama besar yang saya temukan adalah Ibu Robin Lim dari
yayasan Bumi Sehat, Bali dan Bidan Yesie dari yayasan Bidan Kita di Klaten. Saya
terus mencari, dari forum, blog, dan berbagai sumber di internet. Akhirnya saya
menemukan mbak Hanita dari website Gentle Birth Indonesia. Saya langsung
berkenalan via email dan bertanya apakah beliau bersedia membantu saya. Tetapi ternyata
belum jodoh karena beliau saat itu sedang ikut suaminya dinas dan tinggal
sementara di US. Lalu dia merekomendasikan bidan Erie Marjoko di Depok dan
Bidan Yulie di Bekasi. Saya menghubungi keduanya dan singkat kata saya berjodoh
dengan Bidan Yulie. Kami langsung membuat janji untuk bertemu dan ngobrol lebih
lanjut di kliniknya di Tambun. Saat itu saya sudah hamil 7 bulan. Di pertemuan
pertama ia langsung mengajak saya ikut yoga, hypnobirthing dan lalu ngobrol tentang banyak hal. Saya langsung
cocok, seperti bertemu dengan teman lama yang sudah sangat saya kenal. Dan pada
saat perjalanan pulang, saya langsung bilang sama suami saya, “OK, aku siap mau water birth dirumah”
Kunjungan
ke Bumi Sehat Bali dan Prenatal Visit
Saat itu saya masih haus
informasi dan ingin tau lebih banyak soal gentle
birth, home birth dan water birth. Ketika kebetulan suami saya ada kerjaan
di Bali, saya pun memaksa ikut karena ingin sekali berkunjung langsung ke
Yayasan Bumi Sehat Bali sebagai salah satu initiator Gentle Birth di Indonesia.
Kami pun berangkat sekeluarga, sekalian
liburan, pada saat usia kehamilan saya sudah 32 weeks. Saya mendapatkan cukup banyak
informasi dari Bumi Sehat Bali setelah mengobrol dengan beberapa bidan dan
doula yang praktek disana, tetapi sayangnya tidak sempat bertemu dengan Ibu
Robin karena beliau sedang di luar negeri. Kliniknya cukup sederhana, tetapi
sangat homey, dan berada di lingkungan yang sangat indah dan tenang. Para
pendamping persalinan disana pun sangat ramah, penuh cinta, enak diajak ngobrol
dan tidak pelit informasi, sehingga saya merasa sangat nyaman. Saya benar-benar seperti ter-recharge dan
merasa sangat optimis bahwa kelahiran saya kali ini pasti akan sangat berbeda (in a good way!).
Sepulangnya dari Bali
saya kembali janjian dengan Bidan Yulie untuk bertemu. Tetapi karena waktu itu
kehamilan saya sudah 34 weeks, dia memutuskan untuk langsung melakukan prenatal visit ke rumah kami. Bidan
Yulie datang bersama asistennya dan langsung minta ijin untuk berkeliling rumah
kami untuk melihat rencana area melahirkan, akses ke sumber air, dll. Karena
kamar saya tidak terlalu luas, jadi kami memutuskan untuk meletakkan birth pool di ruang tengah, dan
meletakkan sofa bed serta baby crib di dekat ruangan tersebut. Pada saat prenatal visit itupun dia mengajarkan
saya dan suami tentang teknik pernapasan, massage
acupressure, hypnobirthing, rebozo dan lain lain. Kami bahkan
melakukan simulasi melahirkan di kolam, bagaimana posisi-posisi yang nyaman,
dan bagaimana menangkap bayi saat melahirkan nanti. Tidak lupa, dia pun
memberikan check list perlengkapan
yang harus dipersiapkan serta meminjamkan alat pendengar detak jantung bayi dan
membekali kami dengan CD hypnobirthing
dan yoga untuk di praktekan dirumah.
Setelah prenatal visit tersebut, saya dan suami
jadi makin tidak sabar menanti kelahiran bayi. Kami pun semangat mempersiapkan
semua perlengkapan yang dibutuhkan, termasuk kolam untuk melahirkan. Sebenarnya
bidan Yulie juga menyediakan kolam,
tetapi untuk jaga-jaga incase dia belum tiba saat saya sudah bukaan, kami
memutuskan untuk menyediakan kolam sendiri. Kami membeli inflatable pool yang
ukurannya sudah ditentukan. Sebenarnya kami sempat mencari birth pool khusus untuk water
birth, tetapi ternyata di Indonesia masih susah, kalaupun ada, harganya
sangat mahal bisa 5-7 juta. Selain mempersiapkan perlengkapan, saya juga
mempersiapkan kondisi fisik dan mental dengan melakukan yoga ringan 20 menit
setiap hari, dan hypnobirthing setiap
sebelum tidur. Tidak lupa, kami pun mulai memberi pengertian kepada anak-anak bahwa
nanti adik bayi akan lahir dirumah, di kolam renang, jadi nanti kakak dan abang
harus baik dan bantu papa rawat mama dan adik bayi ya. Alhamdulillah mereka
sangat pengertian dan tidak kalah excited untuk menanti kelahiran adiknya.
Gentle Birth Strategic
Di kehamilan ke-4 ini, saya sangat beruntung saya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan bidan Yesie Aprilia dari Bidan Kita, dan mengikuti sharing session tentang Gentle Birth Strategic. Walaupun berkali-kali mempraktekkan gentle birth dan bahkan pernah melakukan water birth, tetapi baru kali ini saya benar-benar mengikuti kelas yang khusus membahas tentang teorinya. Sebenarnya apa sih gentle birth itu, apa bedanya dengan proses melahirkan yang normalnya dilakukan, dan kenapa kita sebaiknya memahami soal gentle birth?
Basically gentle birth adalah sebuah proses pemberdayaan dari kehamilan sampai kelahiran sehingga bisa merubah sakit menjadi nikmat. Jadi gentle birth bukan hanya berlaku bagi para ibu yang melahirkan dengan bidan dan doula, tetapi juga penting untuk diketahui jika kita melahirkan di rumah sakit dengan dokter, secara normal maupun operasi sectio. Menerapkan gentle birth terbukti akan menekan angka kematian ibu dan bayi, juga meminimalisasi trauma pada saat proses melahirkan, sehingga menghadirkan ibu dan bayi yang lebih bahagia dan penuh cinta.
Beberapa kunci sukses gentle birth adalah:
Tidak terasa, sudah 1.5 tahun sejak pengalaman water birth/home birth pertama saya and it’s still feel amazing! Sempat terjadi sedikit kekhawatiran ketika saya mengalami placenta previa dan sempat di opname karena pendarahan cukup banyak di usia kehamilan 4 bulan. Tetapi setelah konsultasi dengan bidan Yulie, serta dibantu yoga dan meditasi, Alhamdulillah posisi placenta kembali normal saat memasuki bulan ke-6. Saat ini saya kembali sedang mempersiapkan fisik dan mental untuk sekali lagi melakukan gentle birth. Saya rutin melakukan yoga dirumah, latihan nafas, menjaga nutrisi yang masuk ke tubuh, dan juga menjaga aktifitas dengan tetap aktif bergerak tapi tidak terlalu lelah. Saya juga rutin melakukan hypnobirthing dan meditasi dengan mendengarkan rekaman audio affirmasi positif, berkomunikasi dengan janin, dan tentunya berdoa. So let's do it all over again!
Di kehamilan ke-4 ini, saya sangat beruntung saya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan bidan Yesie Aprilia dari Bidan Kita, dan mengikuti sharing session tentang Gentle Birth Strategic. Walaupun berkali-kali mempraktekkan gentle birth dan bahkan pernah melakukan water birth, tetapi baru kali ini saya benar-benar mengikuti kelas yang khusus membahas tentang teorinya. Sebenarnya apa sih gentle birth itu, apa bedanya dengan proses melahirkan yang normalnya dilakukan, dan kenapa kita sebaiknya memahami soal gentle birth?
Basically gentle birth adalah sebuah proses pemberdayaan dari kehamilan sampai kelahiran sehingga bisa merubah sakit menjadi nikmat. Jadi gentle birth bukan hanya berlaku bagi para ibu yang melahirkan dengan bidan dan doula, tetapi juga penting untuk diketahui jika kita melahirkan di rumah sakit dengan dokter, secara normal maupun operasi sectio. Menerapkan gentle birth terbukti akan menekan angka kematian ibu dan bayi, juga meminimalisasi trauma pada saat proses melahirkan, sehingga menghadirkan ibu dan bayi yang lebih bahagia dan penuh cinta.
Beberapa kunci sukses gentle birth adalah:
- Knowledge. Knowledge is power, kita sebagai ibu harus terus rajin belajar dari berbagai sumber dan mencari informasi yang berhubungan dengan kehamilan antara lain tentang labor process, common case and intervention, serta birth plan. Beberapa website yang bisa dijadikan acuan adalah www.bidankita.com, www.gentlebirthindonesia.com, www.lamaze.org, www.childbirthconnection.org, www.spiningbabies.com.
- Awareness. Harus aware dan bisa menyesuaikan dengan perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan
- Healing Birth Trauma, melalui meditasi.
- Breath, terutama belly breathing
- Relax Mind, dengan mempelajari hypnobirthing bersama suami
- Body Balance, dengan melakukan yoga
- Mobility and Gravity
- Gentle Birth Provider and Support, termasuk suami, keluarga, dan teman-teman terdekat.
Tidak terasa, sudah 1.5 tahun sejak pengalaman water birth/home birth pertama saya and it’s still feel amazing! Sempat terjadi sedikit kekhawatiran ketika saya mengalami placenta previa dan sempat di opname karena pendarahan cukup banyak di usia kehamilan 4 bulan. Tetapi setelah konsultasi dengan bidan Yulie, serta dibantu yoga dan meditasi, Alhamdulillah posisi placenta kembali normal saat memasuki bulan ke-6. Saat ini saya kembali sedang mempersiapkan fisik dan mental untuk sekali lagi melakukan gentle birth. Saya rutin melakukan yoga dirumah, latihan nafas, menjaga nutrisi yang masuk ke tubuh, dan juga menjaga aktifitas dengan tetap aktif bergerak tapi tidak terlalu lelah. Saya juga rutin melakukan hypnobirthing dan meditasi dengan mendengarkan rekaman audio affirmasi positif, berkomunikasi dengan janin, dan tentunya berdoa. So let's do it all over again!
hoaaa salut salut salut! seneng banget baca artikenya :)
ReplyDeleteYa Allah Naaaa! Aku ikut deg-degan jadinya nih! Semoga lancar semua yaaaaaaa
ReplyDeleteTrully productive mama!! Saluuuut bgt, selain ngurus 3 bocils dan nunggu baby ke-4 jg masi bs nulis artikel dan ngasi kita banyak info bermanfaat..
ReplyDeleteThank u Na.. moga lancar2 smuaaa prosesnya, sehat mommy n baby, happy smuanyaaa.. amiiin.. (r47ri)
Mau ntn km lahiran dirumah dong naaaaa huaaa hihi
ReplyDeleteAs always na. Im a proud friend! Seneng banget baca pengalaman2 nya. Ikut ngerasa termotivasi :)
ReplyDeleteAs always na. Im a proud friend! Seneng banget baca pengalaman2 nya. Ikut ngerasa termotivasi :)
ReplyDeleteAlhamdulillah.. makasi semuanyaaa.. mohon doanya biar lancar yaa :*
ReplyDeleteIm proud of you Mamah....🙏🙏
ReplyDeleteSemoga lancar dan sehat selalu sampai waktu nya kencan tiba... 😍😘
Im proud of you Mamah....🙏🙏
ReplyDeleteSemoga lancar dan sehat selalu sampai waktu nya kencan tiba... 😍😘
Penasaran juga sama videonyaaa... hebat euyy
ReplyDeleteKereeennn banget Mbak, lucky you! Sekarang aku juga lagi hamil, semoga bisa melahirkan normal alami dengan prinsip gentle birth aamiin, tfs ya!!
ReplyDeleteJadi makin termotivasi untuk melahirkan melalui proses waterbirth, semoga saya pun bisa menikmati proses kehamilan dan persalinan saya yg pertama ini :)
ReplyDeleteThanks for sharing 👍
hi Mbaa.. jadi termotivasi untuk melakukan waterbirth.. kalau boleh tau,, range biaya persalinan waterbirth,, kira2 brp yaa? mkasii Mbaaa
ReplyDeleteHi mbakk maaf baru bacaa.. untuk range harga waterbirth dirumah cukup beragam sih ya tergantung lokasinya juga mungkin startnya sekitar 10an mbak sekarang..
DeleteHi Mbak, salam kenal.. makasih yaa untuk sharing artikelnya ^^
ReplyDeleteKebetulan saya juga sedang mencari Doula dan rumah saya di Cikarang. Boleh minta kontak Bidan Yulie? Prakteknya beliu di Tambun ya?
Terimakasih :)
Hi mbakk maaf baru baca.. smoga blm terlambat yaa.. iya bidan yulie prakteknya di Tambun. Untuk hubungi beliau bs langsung contact via ig @rumahpuspa yaa
DeleteAku lagi cari info tentang gentle birth setelah survei rumah sakit dan agak kecewa dengan beberapa reviewnya. Jadi tertarik untuk coba gentle birth. Eh baca tulisan Mbak Irna, jadi makin termotivasi, semoga suami setuju. Thanks for sharing Mbak. :)
ReplyDeleteAlhamdulillah.. smoga lancar yaa
Deletehi mbak Irna, aku juga lagi berharap bgt bisa lahiran dirumah dan waterbirth, bukan karena trend tp bner bner berharap bs lahiran lebih gentle dr lahiran normal yg anak pertama.. dan menjauhkan dr intervensi medis. mengikuti juga bidan yessi di IG dan websitenya, tertarik untuk bisa ketemu bidan Yuli. ada tips ga ya mba untuk meyakinkan org tua terutama bahwa melahirkan dirumah dgn bidan dan doula itu sbnernya sdh lbh dr cukup. thanks for sharing :)
ReplyDelete