SLIDER

BOOK REVIEW: THE 7 HABITS OF HAPPY KIDS




Baru nyadar di blog ini hampir gak pernah nulis book review!!! Padahal buku dirumah buanyaaak banget, mulai dari parenting, buku aktivitas anak, buku bayi, toddler, sampai buku resep sekalipun. Sesekali suka aku share di Instagram tapi gak lengkap, lebih sering di share di Instastory padahal disitu juga gak ke save. Rencananya aku akan rajin menulis book review seminggu sekali (doain istiqomah, semoga gak omdo belaka). Supaya aku termotivasi juga untuk terus membaca dan berbagi. Soalnya kalau gak aku share, lama kelamaan ilmunya sayang dan terlupakan. Semoga bermanfaat ya! Untuk buku pertama ini BAGUS PAKE BANGET! Pokoknya yang punya anak segala usia, WAJIB PUNYA The 7 Habits of Happy Kids by Sean Covey ini karena ngajarin value positif lewat cerita bergambar. Suamiku beli di opetrolley.co.id. Untuk yang sering baca dan rajin ke toko buku pasti sudah familiar dengan buku 'The 7 Habits of Highly Effective People". Nah ini adalah versi anak-anaknya dengan ilustrasi menarik dan penyampaian yang mudah dicerna. 



Jadi 7 habits apa saja sih yang diajarkan dibuku ini?

1. Be Proactive ("Vital to teach kids to take responsibility of their own lives, their own fun or boredom, happiness or unhappiness")

Cerita pertama ini mengenai Sammy yang bosan sepanjang hari. Sudah keliling kesana kemari, ketemu teman-temannya juga tetap saja bosan. Ia gak mau ikutan main basket, melukis, maupun mengamati semut. Dia menyalahkan orang disekitarnya karena gak ada yang melakukan hal yang seru. Sampai akhirnya bertemu sama nenek temannya yang berkata, "Kenapa kamu menyalahkan orang disekitar atas kebosananmu? Kamukan yang bertanggung jawab dengan kesenangan kamu sendiri dan bukan orang lain. Kalau bosan ya kamu cari hal yang membuat kamu senang dong. Kamu senangnya ngapain?". Kebetulan Sammy memang suka mengutakngatik barang bekas. Akhirnya ia terdiam, dan memperhatikan sekitar, ternyata ada  radio lama yang bisa ia utak atik dan malah dapat menjadi manfaat karena ia jadikan hadiah untuk temannya yang sakit. 

Ini habit yang menurut aku sangat crucial sih dimiliki oleh anak jaman sekarang. Terutama di era modern kaya sekarang. Kebanyakan anak jadi kurang kreatif, dan gak memiliki habit untuk menghibur diri sendiri karena teknologi serba cepat serba instan, bosan dikit ganti, ganti, ganti! Sebisa mungkin aku sering sih ada me-time di rumah dimana harus kerja atau 'nyuekin' si kakak. Dia awalnya bosan, tapi lama kelamaan ia jalan-jalan aja keliling rumah, nyari botol lah, gantungan, kemarin stik eskrim trus bebikinan aja sendiri, atau role play yang menurut dia seru. Quality time dengan anakitu penting banget sih memang, tapi anak bisa main atau menghibur dirinya sendiri menurut aku juga sama pentingnya. What do you think?


2.Begin with the End in Mind ("Planning ahead in life always leads to good things, including being better positioned to help others")

Kali ini ceritanya mengenai Goob dan Jumper berjualan lemonade untuk menghasilkan uang karena mereka ingin dapat beli-beli dengan uang mereka sendiri. Saat sudah selesai berjualan, Jumper langsung gegabah berfoya-foya dengan belanja macam-macam benda yang kelihatannya murah namun cepat rusak, sedangkan Goob menabung dan memikirkan baik-baik uangnya mau diapakan. Saat akhirnya Jumper sudah kehabisan uang, Goob dapat meminjamkan uang kepada Jumper karena ia sudah menabung dengan baik. Cukup classic ya ceritanya, disini selain planning juga bagusnya mengajarkan anak untuk prioritas serta menabung ya.



3. Put First Thing First (Learn to prioritise and not procrastinate)

Plak! Berasa ditampar saat bacain bab ini. Bagusnya buku ini karena gak hanya ngena ke anaknya namun ke mamake juga..hahha. Karena saya orangnya emang agak suka nyeleneh dan procrastinate. Prioritasnya masih suka campur aduk. Dari frekuensi blog ini di update juga ketauankan? 

Kalau cerita di bab ini kayanya familiar sama kebanyakan kita saat masih sekolah ya. Keasikan main, lupa belajar, lalu nilainya jelek deh. Diajarkan untuk prioritas mana yang penting untuk dikerjakan duluan lalu bersenang-senang kemudian. Easier said than done. Tapi semoga kalau ditanamkan sedari kecil, habitnya terbentuk dengan baik ya. Karena suami saya orangnya sangat mementingkan prioritas dan kewajiban, gak pernah nunda-nunda kalau dimintain tolong ataupun mengerjakan pekerjaan kantor maupun rumah. Setelah ditelusuri ya memang habit dirumahnya seperti itu. Banyak melihat contoh dari Ayahnya yang melekat sampai sekarang. 


4. Think Win-Win ("Always think about others, as well as yourself")

Ini bukan contoh dari ceritanya, tapi contoh dari penulisnya yang pasti sering terjadi sama kita juga. Misalkan anak ingin memelihara binatang, seringkali akhirnya kita atau mbaknya yang berakhir memelihara. Anak hanya senang diawal aja. Nah disini ajarkan anak untuk membuat perjanjian yang ia sendiri yang mengusulkan, serta menguntungkan kedua belah pihak. 



Dengan begitu kedepannya setiap mau melakukan sesuatu ia terbiasa memikirkan sekitarnya, tidak hanya kesenangan sesaat ataupun kesenangan yang bisa merugikan orang lain. 

5. Seek First to Understand, Then to Be Understood ("You have to listen with your heart and your eyes, not just your ears")

FAVORIT! Ini pesannya sukaaaa banget! Karena jujur saya lagi-lagi tertampar. Sering banget kalau suami bicara saya iya-iya aja, ehh besoknya lupa. Menurut suami, "Kamu sih mikirin yang penting buat kamu sendiri aja, jadi gak dengerin orang lain". Padahal kalau saya gak merasa begitu. 

Tapi setelah baca cerita ini lumayan nyes juga. Karena memang dipikir-pikir, saya sering mendengarkan sambil mengerjakan hal lain, gak benar-benar melihat dan merasakan. 

Cerita yang bab ini bagus banget, tentang Jumper yang memaksa Goob main padahal Goob sedang sedih kehilangan jaring untuk menangkap kupu-kupu kesayangannya. Jumper saking ingin main dan terlalu fokus sama dirinya sendiri sampai gak menyadari kalau Goob sesedih itu, lalu ia tinggalkan begitu saja . Dijalan, ia bertemu dengan Allie yang masih bayi dan bicaranya masih cadel. Berkali-kali Allie bicara, Jumper gak mengerti sampai akhirnya Allie menangis deh. Tapi saat ada Lily, ia dapat memahami Allie. Jumper kebingungan, "Kok bisa-bisanya kamu ngerti bayi ngomong apa? Saya udah dengar berkali-kali tetap gak ngeh dia ngomong apa?". Allie berkata, "Kalau kamu benar-benar perhatikan mimik bibir, pergerakan tangan, dan gerak-geriknya pasti kamu juga tau. Karena kalau mendengarkan itu pakai hati dan mata juga, jangan hanya ucapannya saja".

Langsung sedih, karena suka cranky kalau si bayi atau kakak lagi nangis-nangis. Cuman mikir "Berisik banget nih anak-anak!", tapi gak memikirkan perasaan mereka sebagai anak-anak, gak memahami gerak-gerik mereka. Semoga bisa jadi pendengar yang lebih baik di kemudian hari untuk suami, anak-anak, dan semuanya. 


6. Synergize ("Valuing differences and then working together to create a better solution. Alone we can do so little and together we can do so much")

Ini ceritanya tentang main bola mendapatkan lawan yang jago banget. Pilihannya mau menyerah atau maju. Awalnya menyerah saja karena sudah gak mungkin menang. Namun akhirnya mereka menyadari, kalau setiap orang bermain menggunakan kelebihannya masing-masing dan mau bekerjasama satu sama lain, paling tidak mereka sudah berusaha yang terbaik. Tidak diduga-duga akhirnya bisa menang juga. 

7. Balance the mind, heart, body, and soul

Pokoknya buku ini emang sebuah tamparan untuk orang tuanya ya, tentu juga pembelajaran untuk anak. Disini Sophie diceritakan ketiduran di kelas karena kecapean begadang membaca buku semalaman. Sesampainya dirumah ia bukannya tidur malah membaca buku terus. Ada yang ajak main sepeda tidak mau, diajak mewarnai tidak mau, bermain musik juga tidak mau. Lalu ia kembali membaca sampai ketiduran, tapi bangun-bangun seluruh badannya rasanya kurang enak. Ibunya mengingatkan bahwa "Walaupun membaca itu hal yang baik, namun sesuatu yang berlebihan itu tidaklah pernah baik. Baca itu memang mengisi otak kita dengan pengetahuan, tapi jangan lupakan bahwa badan juga harus dipakai untuk bergerak. Hati perlu dipakai dengan cara  bertemu dan meluangkan waktu dengan teman serta keluarga. Jiwa kita perlu di recharge dengan melakukan aktifitas yang menenangkan jiwa raga. Hidup itu harus balance."

Membaca ini membuat saya sendiri berkaca. Pantas ya bulan-bulan lalu saat masih adjust jadi ibu dua anak, saya sempat merasa mumeeet setengah mati. Sakit, lalu badan rasanya gak enak, nulis blog atau sharing di Instagrampun malas setengah mati. Mostly karena pusing si kakak tantrum, si adek rewel banget, badan capek. Tapi bukannya istirahat malah terus menerus konsultasi, research dan mencari solusi. Kepikiran terus setiap hari gimana meredam emosi. Tapi benar-benar overthink yang jadinya gak produktif. Saya benar-benar gak memikirkan untuk merawat diri saya sendiri secara balance. Tapi untungnya saya diingatkan untuk mulai reconnect dengan suami sambil ngedate, jalan-jalan, ngobrol santai sama teman-teman, olahraga sedikit, baca-baca buku yang sudah lama terbengkalai, mencoba meditasi, dan ibadah walaupun belum rajin sepenuhnya. Walaupun belum bisa konsisten tapi saya merecharge mind, body, heart, and soul itu tadi. Rasanya memang jauh lebih tenang dan senang. Saya senang, anak-anak juga senang. Memang bener ya perkataan happy mom = happy family. Seringkali jawabannya ada di diri kita sendiri.


INTINYA SENANG SEKALI SAMA BUKU INI! Harus di caps lock karena sesuka itu! Menjadi pembelajaran beharga untuk anak-anak dan diri sendiri. Terutama nomor 3, 5, dan 7 karena merupakan area yang sangat amat harus saya improve. 


Setiap malam sebelum tidur kami baca satu cerita lalu dibahas setelah selesai. Karena ada parent's corner dan guideline untuk kita orang tua berupa list pertanyaan seputar cerita tadi. Lalu ada action plan yang bisa kita biasakan untuk dikerjakan sehari-hari. Saking bagusnya ingin rasanya bacain semuanya dalam satu malam, tapi jangan ya, takut overstimulated dan pesannya gak nyampe ke anaknya. Baiknya setiap malam baca satu saja lalu mulai perlahan diterapkan ke habit sehari-hari. Semoga bermanfaat!

1 comment

© Productive Mamas Blog