Di usia Dio yang hampir 4 tahun ini, ada dua tipe permainan yang sangat ia sukai yaitu open ended play dan pretend play. Pretend play dalam bahasa indonesia adalah bermain peran. Dimana anak kita menggunakan imajinasinya untuk pura-pura menjadi suatu karakter, misalkan pilot, supir, koki, dan apapun yang ia inginkan. Beberapa saat yang lalu saat bertemu beberapa ibu untuk playdate, mendengar celetukan salah seorang ibu yang cukup concern karena anaknya sering bicara sendiri dengan mainannya, katanya "Apa gak apa-apa itu anakku bicara sendiri terus kalau sedang bermain? Dia gak punya imaginary friends atau gimanakan?". Karena mendengar celetukan sang ibu, saya terinspirasi membuat artikel ini. Mengenai manfaat dari pretend play yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak! Side notes, saya bukanlah merupakan seorang expert, tetapi cukup sering membaca buku dan website, sehingga ingin berbagi.
Beberapa manfaat dari pretend play adalah untuk ketrampilan sosial dan emosional anak, perkembangan bahasa, ketrampilan berpikir dan mengembangkan imajinasi anak. Dengan bermain peran ia menggunakan berbagai macam bahasa yang ia dengar sehari-hari. Dengan menggunakan kata-kata tersebut kosa katanyapun bertambah. Untuk lebih detailnya bisa cek disini ya.
Dio sedang senang bermain Mini Sizzlin Kitchen Set dari ELC. Ia dan sodaranya kakak Dira sedang berpura-pura ada di restoran, Dio dan kakak Dira jadi koki, lalu saya sebagai pelanggannya. Awalnya mereka mencatat order dulu, lalu ceritanya berjalan ke dapur untuk memanganggnya di oven atau . Selalu suka dengan varian kitchen di ELC karena ada mulai dari yang mini seperti ini sampai yang besar sekali yang setinggi anaknya. Kalau rumah saya cukup besar mungkin saya akan pilih kitchen set yang besar tersebut
Oiya saya juga mau menyatakan kalau saya kurang setuju dengan orang yang berkata "Anak laki jangan main masak-masakan dong!" atau "Anak laki-laki tidak boleh main di dapur". Setelah dilihat-lihat profesi koki itukan kebanyakan di dominasi oleh laki-laki, kalau ternyata jalan hidup sang anak menjadi koki masa kita memutuskan semangat belajarnya hanya karena gender norms yang sekarang juga sudah gak aplicable.
Nah sekarang ingin dengar sharingnya mama, berapa banyak yang anaknya senang main masak-masakan? Dan kalaupun tidak suka, apa sih pretend play favorit anak?
No comments
Post a Comment