SLIDER

DIANA RIKASARI: FINDING EQUILIBRIUM BETWEEN FAMILY AND WORK


Diana Rikasari memang lebih dikenal sebagai fashion blogger, book writer, dan entrepreneur. But, you’ll be surprised on how much she dedicates her time for her family, especially for her baby boy, Shahmeer! 

Hi Diana! Bisa ceritakan sedikit mengenai perjalanan karir, sebelum menjadi seperti sekarang, dengar-dengar dulunya sempat kerja kantoran juga?
Whoa that’s a long story.. Basically I really like art and designing, dan ingin kuliah graphic design. Namun back then graphic design kurang populer, sehingga orang tuaku kurang setuju. Long story short, akhirnya aku masuk Teknik Industri di UI, mendengarkan saran orang tua dan dengan harapan akan mudah mendapat pekerjaan. Jujur aku kurang suka, tapi dijalanin aja. Saat lulus, aku merasa, “I don’t think I can work now, because I don’t think I have anything to offer to the company”. Aku merasa pengetahuan aku masih kurang di bidang tersebut. Akhirnya memutuskan untuk lanjut kuliah saja, dan masih berharap S2 graphic design. Ternyata, semua universitas hanya mau menerima, apabila S1-nya design juga. Akhir-akhirnyanya mencari jurusan yang generic lagi dan berujung di International Business Management, di Malaysia. Di situ aku bertemu dengan suami aku (dulu pacar).

Sampai lulus, aku juga masih bingung mau kerja dimana. Karena pacar aku menjelaskan mengenai market research jadi ikut tertarik. Jadi kemana dia apply, aku ikut apply juga..haha. Sampai akhirnya kita keterima di satu perusahaan yang sama di Malaysia. Orang tuaku gak setuju, karena gak mau aku kerja di sana, dan mempertanyakan keseriusan aku dengan pacar. Untungnya aku di transfer ke company yang sama di cabang Jakarta. Selama 2.5 tahun aku sempat bekerja di Sampoerna dan Unilever juga. Terakhir aku pegang branding dan marketing.


Sambil bekerja weekdays, weekend aku sering menghadiri fashion events. I guess my clothes speak louder than my writings. Walaupun aku bilang aku bukan fashion blogger, tapi orang selalu asumsi begitu karena cara aku berpakaian. Dari blog personal ini, banyak kenal orang-orang di fashion industry, mostly fashion entrepreneurs. Dari kenal dan sering ngobrol dengan orang-orang tersebut aku jadi terinspirasi. Aku jadi kepikiran “I want to do something on my own”. 

2010 aku memberanikan diri untuk resign dari Unilever, dan mulai bisnis UP shoes aku, sampai sekarang.

Kamu ingat gak, kira-kira kapan pertama kali mulai dikenali orang sebagai 'Diana Rikasari'? 
Aku sudah ngeblog dari 2007 saat kuliah, lalu tahun 2009 aku di feature di GoGirl, sepertinya sejak di-feature disitu, mulai banyak majalah yang feature juga. Sejak itu, orang lebih mengenal aku.

Menurut Diana, apa kualitas dari diri kamu yang membuat Diana punya begitu banyak loyal readers&fans?
Kalau aku dengar feedback dari readers aku, katanya optimistic attitude, writings from the heart, fun, and stay true to myself. Aku juga baru sadar karena baca artikel tentang aku di salah satu media yang menyatakan “Diana is an advocate for being true to yourself”. Memang benar sih, dari dulu sampai sekarang, I’m just being true to myself from the way I behave, think, and dress. Aku bukan tipe orang yang kebawa trend atau society.


Apa yang membuat Diana memutuskan untuk menulis buku?
Seumur hidup aku gak pernah membayangkan akan menulis buku, not even in my bucket list. I don’t see myself as an author, kalau disuruh nulis juga tulisan aku biasa banget. I always tell people, it just happens!

Waktu itu cuman gara-gara, aku kenal sama Dinda. Lalu Dinda kirim aku buku dengan ilustrasi dia. Trus aku mikir “Si Dinda ilustrasinya bagus-bagus ya, wah lucu juga kali buat buku sama Dinda!”. Lalu karena memang selama ini aku selalu nulis quotes di blog aku, I was like “Oh I know, I’m going to make a book of quotes!”. Langsung whatsapp Dinda, dianya juga semangat banget dan langsung ngomong ke pihak Gramedia. Lalu langsung ketemu tanpa referensi apa-apa. Tapi aku sudah bisa menjelaskan secara verbal, dan mereka suka idenya, that’s it. Makanya aku sama Dinda gak punya ekspektasi, bahkan kita gak punya marketing strategy. Walaupun gak punya ekspektasi, yang terpenting adalah, we have to make a book that we really, really, really like. Harus hard cover dan ada rainbow, pink, unicorn and so on. Kita pikir, kalau public gak terima yasudahlah. Tapi ternyata sukses, gak nyangka banget!

Buku ke-2 juga dadakan. Idenya saat meeting bulan September untuk buat 1st anniversary 88lovelife di bulan Januari. Kami mau buat acara yang special, tapi ide-idenya kurang oke. Lalu orang Gramedia sempat mengidekan buku ke-2 dan menjanjikan covernya bisa glitter. Awalnya ragu, tapi ketika mendengar kata ‘glitter’, aku sama Dinda langsung semangat! Dengan motivasi glitter itu, dalam 1 bulan selesai menulis. Dinda-pun 2 minggu selesai ilustrasi. Walaupun ternyata gak bisa glitter..haha.

Hidup aku itu gak grand, semua serba spontaneous.

Dalam perjalanan blogging, entrepreneurship apa pernah mengalami kegagalan? And how did you bounce back from it?
Kalau blogging enggak sih, karena itu necessities buat aku, pure hobby. I need my blog to express my creativity, and ideas. 

Kalau bisnis gagal mungkin enggak ya, tapi tantangan banyak sekali. Bisnis kan gak gampang, pasti setiap bulan ketemu masalah baru, dan tantangan baru. Apalagi untuk bisnis yang produksi sendiri kaya UP, di tim produksi, shipment, dan managing people itu capek banget. I realize, that’s business, gak mungkin lancar terus, apapun bisnisnya pasti ada halangannya. Jadi memang harus dihadapi aja. 

Intinya kalau lagi down aku selalu ke suami aku sih. I’m lucky enough to have a husband who’s willing to listen to my stories, every single day. Dia gak pernah diem aja, selalu mendengar dan memberikan solusi. Sometimes my husband can be too tough on me, in a good way. Dia selalu menyemangati aku. Selain ke suami, whenever I’m down, aku lebih sering ngobrol sama Allah. 

What do you like most about your job?
Kalau aku lagi ke mall liat perempuan pakai sepatu aku, denger testimonial mereka puas dengan produk UP. Cerita mereka yang bikin aku semangat!

Contohnya kemarin saat ketemu salah satu customer UP dia cerita “Aku pernah lagi di mall trus ketemu cewe di toilet pakai sepatu UP, lalu kami teguran dan berteman deh sampai sekarang”. Hal seperti itu menyentuh banget untuk aku. I didn't know that shoes can lead you to new places, and new friendship! It really makes my day.


What is your top 3 biggest achievement / proudest moment so far?
  • Staying alive. I feel that my life is so tough but I can still be positive about it
  • Taking care of Shahmeer
  • I’m proud of myself because after all these time, I can still be true to myself.

Dari semua quotes yang ada di #88lovelife dan blog, what is your ALL TIME fave quotes?
"When people hate you, love them back". Lebih ke kalau dibenci orang, berikan orang tersebut kesempatan untuk lebih mengenal aku. Siapa tau dengan kenal, jadi bisa berubah. Sometimes, people hate me for no reason. I just try to love. 

Has your view of work change since becoming a parent? 
I discuss with my husband “Do you want your wife to be a full time mom, or juggling between work and motherhood?” I thought he’s going to answer ‘full time mom’. Turns out he said “I want you to be a supermom!”. “Supermom?”. He said “Yes. You raise your son, but you can still do what you do, because I like you for who you are”.

Yang berubah secara signifikan adalah WAKTU. Dalam hal lain, kayanya enggak deh. Aku gak pake nanny kan, so I go crazy A LOT. Everyday I just asked Allah to give me more patience. 

Wah gak pakai nanny? Kelihatannya aktivitas kamu banyak sekali, apa alasan kamu gak pakai nanny
Sebenernya suami aku ngebebasin, mau pakai atau enggak terserah saja. Kalau untuk aku, intinya I love Shahmeer so much, and I just wanna make sure I can be there for him. Aku personally tau kalau aku gampang terlena, aku takut nanti malah gak meluangkan waktu sama sekali sama Shahmeer karena keenakan. Jadi untuk aku mending gak usah. I’m going to miss these times anyways. 

Jadi bagaimana cara kamu bagi waktu antara pekerjaan dan keluarga?
Being a mother teaches me a lot, especially in time management, discipline and patience. Aku cuman bisa kerja kalau Shahmeer sudah tidur. I learn how to manage myself. Without a nanny, it’s actually good that I cannot work too much. So I don’t become a workaholic. 

I have 7 days in a week, 2 days for work and 5 is for family. Within that 5 days, 2 days goes to my parents, 3 days for my son. Meaning aku bener-bener bagi waktu aku. Jadi semua dapat equal treatments and I learn to balance and appreciate my time. I have a to do list everyday. 

Aku wajib jalan-jalan ber-2 sama mama aku. Sabtu juga harus traktir mama papa. Ada family day, and big family day.

Untuk kerja ya hanya 2x dalam seminggu. Jadi hari ini ketemu kamu adalah one of those days. Aku selalu penuhin 2 hari full, jadi bisa ketemu sampai 9 orang dari pagi sampai malam. Kalau ada event aku selipin meeting sebelum atau sesudah. Kalau enggak bisa di 2 hari tersebut, ya aku gak pergi. I push it all supaya masuk dalam 2 hari tersebut. 

Kantor juga deket banget dari rumah. Jadi Shahmeer bisa dibawa, atau pergi sebentar kalau Shahmeer tidur, lalu balik lagi. Jadi emang agak gila schedule-nya. Kalau aku pergi, Shahmeer sama mama aku, dan sejak Shahmeer 2 tahun sudah mulai percaya sama ART sehingga dia juga bisa bantu. 

Sisa hari aku ya sama Shahmeer. Sebenernya orang bisa tau my real life di snapchat, isinya pake piyama lalu sering main sama Shahmeer. Kalau di instagramkan aku foto-foto kalau lagi pergi, dan event. Tapi sebenarnya kalau kamu perhatiin banyak foto yang di rumah.

What are Shahmeer’s favorite play activities?
I talked about this with my husband the other day. I would divide it into 5 categories: 
  • Anything with wheels: Bukan mainan mobil-mobilan ya, tapi mobil beneran! Dia sukaaa banget naik mobil betulan lalu pura-pura nyetir, belok-belokin setir, terus turun mobil dan lihat rodanya sudah berubah arah, lalu naik mobil lagi pencet-pencet, lalu keluar lagi untuk lihat roda.
  • Water: Shahmeer selalu siram tanaman setiap hari, dia suka banget main di taman, di antara tanaman-tanaman lalu disiram-siram. 
  • Jadi tanaman juga salah satu favorit dia sih!
  • Animals: Binatang apa aja mau dipegang, karena aku tinggal di kompleks suka ada kucing, anjing, dan burung. 
  • Climbable: Dia suka banget naik turun tangga, dan semua yang bisa di panjat pasti dipanjatin.







What was the biggest surprise to you about becoming a mother?
Capek!! Capeknya itu physically, mentally and psychologically. Karena Shahmeer masuk ke kategori anak yang hyperactive. Semua orang yang pernah menjaga Shahmeer seharian itu pasti nyerah. Harus extra sabar. 

Sering kali yang aku rasakan “I need to do something but you’re not sleeping”. I don’t know when to work karena dia ajak main terus. Akhirnya kerjainnya malem banget saat Shahmeer sudah tidur. Itu aja sih.. Bagian lain dari motherhood aku enjoy banget.

6 comments

  1. Inspiring! Menarik banget wawancaranya... Dari dulu kagum sama sosok Diana Rikasari, lebih kagum lagi setelah tau cara bagi waktunya buat jadi Supermom :D pasti capek luar biasa tapi worth every second yahh

    ReplyDelete
  2. Keren banget...really adore how Diana manage herself between family and work. Dan yang paling penting : bagian curhat semua masalah ke Allah :)

    ReplyDelete
  3. Sukaaa! Menginspirasi sekali kak Diana buat aku yang akan lahiran dan masih pengen produktif ngerjain bisnis dari rumah atau lagi di luar rumah. Thank you!

    ReplyDelete
  4. Iya inspiring banget yaa Diana! Akupun super ngefans <3

    ReplyDelete
  5. she's really supermom! baca interview ini super menyenangkan dan inspiring sekali. thanks to you both, Diana and mba Danesya~ :D

    ReplyDelete

© Productive Mamas Blog