Kali ini kami akan berbincang dengan Elvina Lim Kusumo (Vina),
yang dikenal di dunia Instagram dan blogging sebagai Mommy C atau Indonesia Montessori. Vina tinggal di East Los
Angeles, California karena ikut dengan suaminya yang sedang bekerja. Walaupun tanpa bantuan,
ia sangat rajin dan kreatif dalam beraktivitas dengan anaknya Caleb dan
menyebarkan pengaruh positive pada ibu-ibu di Indonesia melalui social media untuk lebih rajin dalam
bermain bersama anak, terutama dengan approach #Montessoridirumah.
Hi Vina! Bisa jelaskan sedikit mengenai apa sih konsep
dasar Montessori?
Konsep
dasar Montessori basically "Follow the Child" alias tidak
menyamaratakan semua anak, melainkan mengikuti ketertarikan sang anak pada saat
tersebut. Selain itu, metode Montessori juga sangat menjunjung tinggi prinsip
"The Prepared Environment" yang berarti, dimana ruangan tidur,
ruangan main, ruang baca anak bahkan dapur dibuat "Child
Friendly" sehingga anak-anak dapat aman eksplorasi bebas dan menjadi
mandiri.
Apa yang membuat Vina lebih memilih menerapkan metode
Montessori dibanding metode belajar yang lain?
Yang
saya suka dari metode Montessori adalah pengenalan segala sesuatu konsep itu
secara hands-on, bukan dengan menghafal ataupun dipaksa. Melainkan mengikuti
respon dan ketertarikan anak pada saat itu. Konsep tersebut menurut saya sangat masuk diakal, terutama diterapkan untuk anak usia dini.
Dimana Vina belajar dan mendalami mengenai Montessori? Apa tujuan Vina bersekolah lagi?
Saat
ini saya sedang mengambil sekolah menjadi guru Montessori di North America
Montessori, karena disitu saya bisa kombinasi antara distance learning juga
sehingga lebih fleksibel dalam bermain di rumah dan homeschool dengan Caleb.
Tujuan saya untuk bersekolah lagi adalah ingin menerapkan metode ini di
rumah. Itu juga kenapa saya membuat hashtag #MontessoriDiRumah di Instagram.
Setelah dijalani ternyata saya suka sekali dan passionate dalam bidang early
childhood education, mungkin menurun juga dari Ibu saya yang dulunya adalah guru TK.
Apa motivasi terbesar Vina, rajin bermain dengan C? Bagaimana ceritanya pertama kali mulai dan kenapa?
Motivasinya
karena tidak ingin C kecanduan menonton atau bermain dengan gadget. Ketika C
usia 1 tahun saya mulai sering membaca tentang kegiatan yang simple tapi baik
untuk seusianya. Ternyata ketika saya berikan invitation to play, Caleb sangat
suka sekali dan minta terus kegiatan lainnya, alhasil keterusan sampai
sekarang. Sehingga kalau saya sedang capek, saya ingat betapa bahagianya Caleb
saat diberi kegiatan tersebut.
Kapan awal mula Vina membuat blog Indonesia
Montessori?
Awalnya saya mulai membuat blog Indonesia Montessori karena saya rajin browsing kegiatan di babycenter dan di blog kegiatan anak, yang sangat populer di Amerika, sedangkan saya lihat di Indonesia belum terlalu banyak.
Sebenarnya saya sudah pernah sekilas kepikiran akhir tahun lalu, tapi itu juga belum tau ingin buat blog tentang apa. Tapi karena sibuk, tidak kepikiran lagi. Sampai akhirnya bulan Maret-April 2015 kemarin baru mulai menulis.
Sebenarnya saya sudah pernah sekilas kepikiran akhir tahun lalu, tapi itu juga belum tau ingin buat blog tentang apa. Tapi karena sibuk, tidak kepikiran lagi. Sampai akhirnya bulan Maret-April 2015 kemarin baru mulai menulis.
Bisa jelaskan sedikit mengenai apa harapan Vina untuk
para ibu yang membuka dan mengikuti blog Indonesia Montessori?
Saya ingin metode ini dapat
diterapkan siapa saja di Indonesia dari rumah. Siapa saja yang ingin menerapkan
stimulasi usia dini bisa dilakukan dengan barang yang kebanyakan ada di rumah.
Bisa juga menggunakan printable gratis yang ada di web Indonesia Montessori untuk alat peraga juga.
Diharapkan dengan membaca step by step di web yg saya share, semoga
ibu-ibu bisa terapkan dimanapun juga mereka berada. Misalkan ada ibu-ibu yang
tinggal di pedalaman dan jauh dari sekolah atau tidak ada sekolah macam
Montessori juga bisa melakukan aktivitas yang aku share di blog, asalkan ibu-nya mau proaktif.
Selain itu, pendidikan
Montessori sering dikaitkan dengan ide "mahal", aku ingin agar semua
orang tanpa pandang bulu bisa mengerti dan menerapkannya ini. Menurutku semua orang berhak mengerti tentang pendidikan dasar
anak.
Vina ini tinggal di luar, dan tidak yang membantu, bagaimana
cara membagi waktu antara urusan rumah, mengurus anak,
bermain bersama anak, blogging dan masih belajar juga? Bisa jelaskan jadwal
Vina sehari-hari?
Haha...ini
challenging! Kebetulan memang setelah saya menikah dengan suami saya
(orangnya sangat teratur), saya selalu bangun jam 5 pagi. Jadi begini keseharian saya:
5.00-6.00: Bangun lalu mandi, sarapan, ngobrol dengan suami, lalu kalau sempat menulis
artikel dan upload ke web
7.00-8.00:
Caleb bangun. Kalau Caleb sudah bangun, sudah fokus main sama dia
8.00-10.00:
Ikuti kemauan Caleb untuk main di library, di bawah (messy play), atau ke park
10.00-11.00: Menyiapkan lunch simple untuk Caleb dan saya, yang biasanya sudah disimpan di kulkas dan tinggal di oven saja (seperti quiche, atau casserole)
12.00:
Setelah lunch, Caleb biasa ke library baca buku, atau main puzzle
13.00-15.00:
Caleb tidur siang. NAH! Disini saya bisa menyicil belajar, dan upload artikel. Biasanya
saya ikut tidur 30 menit lalu bangun dan langsung kerja lagi. Setelah Caleb
bangun, sudah tidak bisa mengerjakan apa-apa. Saatnya main, biasanya art, messy play atau ke park. Tetapi kalau paginya sudah ke park, sore kami di
rumah.
Kalau
pergi berbeda lagi jadwalnya. Lalu untuk bersih-bersih yang minor paling hanya sapu sedikit
saja. Untungnya disini tidak cepat berdebu. Saya selalu siapkan makanan saat weekend. Jadi saya masak dalam jumlah
besar lalu di bekukan. Kebetulan saya dulu merupakan food scientist sehingga lebih suka
approach macam ini. Untuk mencuci baju, melipat baju, dan bersih-bersih dilakukan weekend juga saat dibantu suami. Caleb juga suka membantu keluar masukan cucian. Sehingga ini menjadi aktivitas seru untuk quality time bertiga!
Vina selalu sangat kreatif dengan ide permainan
untuk C, dari mana saja sih datangnya ide-ide tersebut?
Dari
banyak baca buku, majalah tentang anak dan keluarga, dan browsing online.
Terkadang juga ide datang saat sedang jalan-jalan, dengan melihat sekitar. Saat pulang
langsung eksekusi saja! Kalau kegiatan art si lebih banyak yang tidak planning.
Mulai umur berapa C diperkenalkan dengan
permainan tersebut?
Sekitar
15 bulan sudah mulai untuk permainan DIY yang simple. Kalau metode
Montessori yang practical life (keterampilan hidup) seperti menuang itu baru mulai dari 18
bulan. Sebelum umur 15 bulan, saya suka baca buku, mendengarkan musik dan fokus pada
gross motor skill.
Awal-awal saat masih umur 1 tahun, apakah C
langsung tertarik kalau dibuatkan kegiatan bermain? Kalau ada permainan yang C
tidak tertarik apa yang dilakukan? Dipaksa atau dibiarkan saja?
Kebetulan
C memang tertarik dengan permainan yang saya siapkan. Walaupun ada beberapa
yang dia sempat ragu. Misalkan pada usia 1 tahun dia masih ragu menyentuh
tekstur yang lengket seperti memegang cat saat membuat handprint. Kalau begitu ya tidak saya
paksa, saya berikan contoh lalu C liatin saja. Saya yang mulai cap tangan saya sendiri,
lama-lama dia penasaran juga dan akhirnya jadi mau. Jadi saya tidak pernah
memaksakan, tapi saya selalu make sure dia lihat saya bermain meski hanya sebentar.
Nanti selang seminggu dicoba lagi, dan dia selalu mau, ini yang membuat saya ketagihan!
Mulai umur
berapa C sudah mulai bisa fokus dan mengikuti aktivitas dari awal sampai akhir?
Kebetulan
C dari awal selalu suka kalau diajak main apapun juga, itu juga yang
memotivasi saya rajin dan selalu menyiapkan berbagai macam mainan. Kalau menurut saya, mungkin
karena dia tidak ada pilihan menonton TV dan main gadget. Sehingga akhirnya di kasih permainan apa saja dia langsung senang dan semangat!
Jadi C tidak boleh menonton TV dan pegang gadget
sama sekali? Atau boleh, tapi dibatasi?
Dulu
pada 2 tahun pertama, saya sangat membatasi. C hampir tidak pernah menonton sama
sekali, pegang HP juga tidak. Kalau setelah lewat 2 tahun, kadang kalau dia ingin liat HP nonton video-nya sendiri yang saya rekam atau meliat foto keluarga
dan saudara, saya dan suami biarkan. Mungkin sekitar 5-15 menit terus lama-lama
dia bosan. Biasanya saya bilang, “C ini battere-nya sudah mau habis, Mommy mau
charge dulu ya”. Kalau iPad dulu sekali dua kali karena sedang travel, tapi day to day tidak pernah
Menonton
TV hampir tidak pernah juga karena kami sekeluarga tidak suka nonton. Jadi TV memang
tidak pernah nyala. Tapi kalau laptop, C langsung datang ikut buka dan ketik-ketik, karena dia sering lihat saya dan suami kerja di laptop sepertinya. Kalau saya sudah capek banget, mau ngobrol sama suami atau perlu banget bersih-bersih, C boleh nonton short
clips di YouTube. Biasanya kartun singkat tentang anak atau lagu anak-anak.
Menurut Vina, manfaat terbesar yang dirasakan dengan sering bermain sama anak?
Bonding
and Trust! Saya merasa jadi dekat dengan anak, dan bisa mengerti perkembangan
anak secara detail. Selain itu saya melihat perkembangannya dalam kemampuan verbal, motorik halus
dan kasar juga terasah dengan baik karena sering berkegiatan seperti ini.
Last but not least, can
you share your favorite motherly advice or quote?
Instagram: @indonesiamontessori
Thanks a lot ProductiveMamas.com !!!! love your site!!
ReplyDeleteThx u for sharing
ReplyDeleteMisi mom. Tolong bantu dong. Metode ini tuh adq tahapannya kah untum tiap umur? Terus anak q kan udah umur 19 bulan kira2 apa yah yang cocok nieh buat latihan di rumah? Thanx.
ReplyDeletemacam-macam mom 19 bulan bisa sensory play, bisa juga mulai practical life yang simpel dulu :)
Delete